erdapat banyak sekali perdebatan dikalangan institusi pendidikan
teknik industri tentang apa itu teknik industri, yang sebenarnya timbul
akibat dari keluwesan dari penjabaran keilmuan teknik industri yang
sebenarnya merupakan kekuatan dari keilmuan teknik industri. Blog ini
mencoba untuk menjelaskan tentang penterjemahan konsep teknik industri
di universitas indonesiayang menjadi dasar pengembangan kurikulum di
Teknik Industri Universitas Indonesia. Konsep ini dapat secara lengkap
anda akses pula di
www.ie.ui.ac.id (website resmi Departemen Teknik Industri UI)
Teknik industri merupakan pencabangan keilmuan teknik yang berasal
dari Amerika Utara. Itulah sebabnya di negara-negara eropa atau
persemakmuran (
commonwealth) anda tidak akan menemukan teknik industri, tetapi lebih spesifik lagi menjadi teknik manufaktur (
manufacturing engineering) atau teknik manajemen (
engineering management).
Secara historis, teknik industri merupakan pencabangan dari keilmuan
teknik mesin yang pada awalnya berfokus kepada bagaimana mengelola tidak
hanya mesin-mesin manufaktur tetapi secara lebih makro: sebuah sistem
manufaktur sebagai sebuah sistem terintegrasi. Mengingat pada saat itu
memang dibutuhkan seorang ahli yang tidak hanya mengerti konsep dasar
permesinan tetapi juga sanggup mengelola aliran produsi, penjadwalan,
biaya dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk mengelola sebuah sistem
manufaktur.
Secara definisi keilmuan teknik industri adalah
Industrial Engineering concerned with the design, improvement and installation of integrated systems of people, materials, equipment and energy …
… It draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physical and social sciences together with the principles and methods of engineering ..
.. to specify, predict and evaluate the results to be obtained from such a system
Definisi ini diambil dari asosiasi profesi teknik industri dunia Institute of Industrial Engineering (IIE) –
www.iienet.org
Definisi ini saya bagi menjadi
tiga bagian utama untuk memudahkan penjelasannya:
Bagian 1: Teknik industri berfokus kepada perancangan,
peningkatan dan instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri atas
manusia, material, peralatan dan energi …
Bagian ini mendeskripsikan 3 peran utama yang harus dilakukan seorang teknik industri yaitu
merancang,
meningkatkan dan
menginstalasi sebuah sistem terintegrasi.
Kita mulai dari sistem terintegrasi. Dalam definisi ini dijelaskan
bahwa sebuah sistem terintegrasi pasti memiliki minimal 4 komponen
(sub-sistem) yaitu manusia, material, peralatan dan energi. Ini berarti
semua sistem yang memproduksi atau meningkatkan nilai tambah baik berupa
barang maupun jasa adalah obyek yang dikelola oleh teknik industri. Ini
karena hampir semua sistem pasti memiliki ke-4 unsur tersebut.
Terintegrasi menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi dari ke-4 unsur
tersebut bermuara kepada sebuah perilaku sistem yang lebih dari hanya
penggabungan sederhana ke-4 unsur tersebut. Seorang manusia adalah
sebuah sistem terintegrasi yang menjadi manusia karena semua
sub-sistemnya berinteraksi sedemikian rupa. tetapi jika dimasa yang akan
datang kita bisa mendesain tubuh manusia dari komponennya kemudian
menyatukannya apakah akan menjadi manusia?
Variasi yang terjadi dalam pendidikan teknik industri didunia
biasanya bersumber dari pendefinisan sub-sistem dalam sebuah sistem
(bisa lebih banyak dari 4 sub-sistem) serta perbedaan penekanan terhadap
sub-sistem mana yang diperdalam pemahamannya. Tetapi semuanya pasti
memiliki minimal 4 sub-sistem ini sebagai dasar. Untuk melihat perbedaan
ini silahkan berkunjung ke
www.ie.ui.ac.id
(dibagian IE @ UI) untuk melihat bagai TIUI membagi sistem industri
kemudian menterjemahkannya kedalam kurikulum yang bernuasa “
back to basic“.
Merancang menunjukkan kemampuan untuk secara kreatif
mengkombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki kedalam sebuah
rancangan sistem. Sistem yang paling klasik yang dirancang adalah sebuah
sistem produksi manufaktur, baik hanya sebuah 1 line produksi atau
lengkap 1 buah pabrik. Tetapi pada kenyataannya, sistem disini dapat
berupa pula sebuah sistem solusi integratif (integrated solution
systems), yaitu rancangan solusi yang “khas TI”: rancangan yang
multi-perspective, multi-disiplin, multi-approach dan multi-dimensi.
Solusi yang multi inilah yang menjadi kekuatan TI. Disinilah letak
kemampuan integratif, yang membuat banyak lulusan teknik industri
bekerja pada bidang konsultasi.
Meningkatkan dapat diterjemahkan sebagai
manajemen.
Pakar manajemen mengatakan bahwa ada beda antara administrasi dan
manajemen. Administrasi berorientasi untuk mengerjakan hal yang sama
terus menerus secara tepat aturan, sedangkan manajemen bermakna ada
peningkatan yang harus dilakukan. Berdasarkan definisi ini tentunya
manajemen menunjukkan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah,
karena inti dari peningkatan adalah kemampuan memecahkan masalah. Ini
mencakup kepekaan mengidentifikasikan masalah, kemampuan analisa dengan
berbasis data menggunakan ilmu statistik, berfikir sistem dan lain
sebagainya yang berguna dalam memecahkan masalah.
Menginstalasi menunjukkan kemampuan untuk melakukan
pendefinisian langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi
terhadap rancangan sistem. Menginstalasi membutuhkan ilmu manajemen
proyek, walaupun manajemen proyek untuk teknik industri tentu berbeda
dengan teknik sipil.
Menginstalasi memaksa seorang teknik industri untuk berfikir jauh
kedepan dalam merancang dan meningkatkan sistem. Dalam 7 kebiasaan
manusia efektif, konsep ini dikenal sebagai mulailah dari hasil akhir
yang diinginkan (Begin With the End in Mind). Penterjemahan konsep ini
contohnya adalah design for maintenance, design for manufacture, design
for six sigma dsb. yaitu sebuah konsep perancangan yang sudah memasukkan
unsur kemudahan pemeliharaan, pembuatannya bahkan pengontrolan
kualitasnya sehingga produk dapat lebih cepat diterima oleh pasar dalam
kualitas optimal.
Bagian 2: .. untuk ini dibutuhkan pengetahuan dan keahlian
dalam bidang matematika, fisika dan ilmu-imu sosial serta prinsip dan
metodologi teknik/rekayasa ..
Bagian ini menunjukkan kebutuhan keilmuan dasar untuk mendukung peran
seorang teknik industri dan penegasan bahwa teknik industri walaupun
erat dengan ilmu sosial masih merupakak bidang teknik. Itulah sebabnya
dalam kurikulum teknik industri tahun pertama sarat dengan kuliah-kuliah
dasar keteknikan seperti kalkulus, aljabar linear, fisika, kimia dan
sebagainya, walaupun muatannya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan
dari teknik industri.
Prinsip dan metodologi teknik/rekayasa adalah penekanan pada aspek
desain, prototyping dan membangun sistem (develop=engineer) yang
merupakan ciri khas bidang ilmu teknik. Jika ahli teknik lain membangun
sistem nyata (tangible) seperti jembatan, bangunan, mesin dsb, maka ahli
teknik industri memiliki tugas yang lebih berat, yaitu membangun yang
nyata (pabrik atau proses produksi) tetapi pada saat yang sama membangun
yang tidak nyata (intangible) seperti sistem penilaian kinerja, sistem
pengembangan SDMnya, perhitungan activity based costingnya, jadwal
pemeliharaanya, dsb. Jadi kerjaannya malah lebih berat.
Bagian 3: .. untuk menspesifikasikan, memprediksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sebuah sistem terintegrasi.
Bagian 3 merupakan sebuah konsekuensi yang logis dari penterjemahan
bagian 1 dari definisi teknik industri, yaitu 3 peran utama teknik
industri tentunya akan menciptakan sebuah sistem baru atau sistem
perbaikan dengan
kinerja yang lebih baik. Ini berarti perbaikan atau perancangan harus berorientasi kepada fakta dan data.
Ada 3 permasalahan dalam kinerja, yaitu bagaimana menspesifikasikan
kinerja, memprediksi kinerja yang telah dispesifikasikan dan bagaimana
mengevaluasinya.
Menspesifikasikan: Kinerja harus dispesifikasikan di
awal sebuah perancangan atau peningkatan sistem, karena setiap pihak
bisa jadi memiliki perbedaan persepsi terhadap arti kinerja. Seorang
ahli keuangan mengatakan kinerja baik dari sebuah sistem adalah
penghematan biaya, seorang marketing mengatakan kinerja baik berarti
memenuhi kebutuhan pelanggan, seorang manajer produksi mengatakan
kinerja baik adalah kesesuaian dengan standard produk. Semua kinerja ini
tidak ada yang salah, tetapi semua kinerja ini bisa saling bertentangan
dan berakibat sistem tidak akan kemana-mana, sehingga perlu
diselaraskan.
Menspesifikasikan, juga berarti seorang teknik industri harus
menentukan indikator, cara mendapatkan indikator, merancang cara mencari
data, menentukan alat yang digunakan untuk mengukurnya, frekuensi
pengukuran dsb.
Memprediksi: setelah dispesifikasikan, tentunya
ketika merancang atau meningkatkan sistem kita sudah bisa mendapatkan
semacam gambaran bagaimana sistem tadi berfungsi nantinya dan bagaimana
kinerjanya. Artinya, kinerjalah yang menjadi patokan anda dalam
memperbaiki dan merancang sistemnya, bukan berdasarkan feeling atau
malah tidak memiliki dasar sama sekali (hanya karena pengin aja)
Mengevaluasi: tentunya setelah sistem diperbaiki
atau dirancang dan diinstalasi, maka kita perlu melakukan evaluasi
secara riil terhadap kinerja yang telah dirancang pada saat awal. Jika
kinerja telah dispesifikasikan dengan baik pada saat awal, maka pada
langkah ini dijalankan pengevaluasian kinerja. Tentunya hasil dari
evaluasi akan menjadi umpan balik dalam perbaikan berikutnya.